Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan sarasehan Gerakan Irigasi Bersih (GIB). Acara ini menghadirkan petani yang berada di daerah irigasi kewenangan DIY dan dan daera irigasi yang dikelola DIY dengan tugas pembantuan. Tema yang diangkat pada sarasehan GIB ini adalah Kalene Resik Panene Apik yang mengandung arti bahwa kualitas air irigasi akan berpengaruh pada produktivitas pertanian. Ir. Hananto Hadi Purnomo, M.Sc., Kepala Dinas PUP ESDM dalam sambutan pembukaan mengatakan bahwa sarasehan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pada kondisi infrastruktur irigasi. Bertindak sebagai narasumber pada sarasehan ini adalah Dr. Murtiningrum dosen Departemen Teknik Pertanian FTP UGM, Tito A. Wicaksono, ST, M.Eng, Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase Dinas PUP ESDM, dan Bapak Jumali, pegiat Bank Sampah.
2019
Kementrian Pertanian, khususnya Direktorat Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP), selalu berusaha agar lahan pertanian memperoleh cukup air sehingga produksi pertanian dapat tercapai sesuai harapan. Ancaman perubahan iklim menjadikan ketersediaan air bagi pertanian tidak mudah diprediksi. Untuk mengantisipadi dampak perubahan iklim, Ditjen PSP mendorong upaya pemanenan air hujan agar dapat dipergunakan pada musim kemarau. Salah satu upaya yang ditempuh adalah memberikan bantuan pada kelompok tani untuk membuat embung pertanian. Dalam hal ini embung pertanian didefinisikan sebagai bangunan yang berfungsi untuk penampung air (embung dan long storage) atau meninggikan muka air (dam parit) yang sumber airnya berasal dari mata air, curah hujan/run off, sungai dan sumber air lainnya untuk suplesi air irigasi. Sebagai acuan bagi pelaksanaan pembangunan embung dibuat suatu pedoman yang bisa diunduh pada link ini.
[5 November 2019] Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) memberikan penghargaan kepada insan UGM yang menjadi inovator pembelajaran. Tahun 2019, penghargaan diberikan bersamaan dengan sarasehan innovator pembelajaran serta peluncuran UGN Channel yaitu TV UGM berbasis internet. Penghargaan inovator pembelajaran yang diberikan terdiri dari kategori video dokumenter, pembelajaran daring berbasis e-Lok, Menara ilmu, dan kanal pengetahuan fakultas. Pada pemberian penghargaan tersebut, Menara Ilmu Manajemen Irigasi menerima meraih sebagai peringkat ke-2 Inovator Pembelajaran kategori Menara Ilmu.
Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) Kabupaten Bantul menyelenggarakan workshop sehari untuk meningkatkan kapasitas Petugas Operasi Bendung (POB) pada Daerah Irigasi kewenangan Kabupaten Bantul. Workshop dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Oktober 2019. Materi workshop adalah Operasi dan Pemeliharaan Irigasi yang disampaikan oleh Dr. Murtiningrum dan Pengukuran debit saluran terbuka yang disampaikan Ansita Gupitakingkin Pradipta, M.Eng. Materi paparan dapat diunduh pada link berikut.
[Rabu, 18 September 2019] Komisi Irigasi Kabupaten Sleman menyelenggarakan Sidang keempat tahun 2019 untuk membahas topik terkini pengelolaan irigasi di Kabupaten Sleman. Sidang dilaksanakan di Daerah Irigasi Sambisari, Sambisari, Purwomartani, Kalasan Sleman. Hadir dalam sidang komisi irigasi ini unsur pemerintah dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman dan Dinas Pertanian serta dari unsur P3A yaitu Ketua GP3A dari Daerah Irigasi di Kabupaten Bantul. Sidang dipimpin oleh Ir. Warjoyo dari Dinas PUPKP Kabupaten Sleman sebagai sekretariat Komisi Irigasi. Sebagai narasumber adalah Dr. Murtiningrum dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Arik Sugiyarto dari Bidang Sumber Daya Air Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Nur Fatah dari UPT Balai Penyuluh Pertanian, Pangan dan Perikanan BP4 Dinas Pertanian Kabupaten Sleman.
Setalah pembangunan irigasi Indonesia difokuskan pada perkembangan infrastruktur, maka manajemen irigasi menjadi fokus selanjutnya. Tantangan pengelolaan irigasi terutama terkait dengan sumber daya manusia dan manajemen pengetahuan mereka. Masalah terjadi dalam sumber daya manusia dan manajemen pengetahuan dapat mengancam keberlanjutan sistem irigasi. Beberapa upaya untuk mengembangkan sistem pengetahuan pada sistem manajemen irigasi sudah mulai dikembangkan di Indonesia. Tujuan poster ini adalah untuk menganalisis pengembangan sistem manajemen pengetahuan dalam tiga kasus berbeda pada pengelolaan irigasi.
[Jumat, 30 Agustus 2019] Kementrian Pertanian melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) tentang Konsep Model Pemberdayaan P3A berbasis Sistem Informasi Kelembagaan Petani Pemakai Air. FGD bertempat di Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul sebagai lokasi pilot proyek penerapan sistem informasi kelembagaan P3A. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta Ir. Sasongko. Pada sambutan pengarahannya Direktur Irigasi Pertanian, Ir. Rahmanto, M.Sc., menyampaikan pentingnya institusi petani pemakai air. FGD ini diikuti oleh Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pertanian Kabupaten Bantul, Sleman, Gunung Kidul, dan Kulon Progo, perwakilan GP3A di Kabupaten Bantul, serta penyuluh pertanian.
[Rabu, 24 Juli 2019] Komisi irigasi Kabupaten Bantul melaksanakan Sidang untuk membahas antisipasi musim kemarau bertempat di uang Rapat Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPKP) Bantul. Acara dipimpin oleh Kristanto K., ST., MT Kepala Seksi Pengelolaan Jringan Irigasi Dinas PUPKP.
Hadir dalam sidang komisi irigasi ini unsur pemerintah dari Dinas PUPKP, Dinas Pertanian, dan Bappeda Kabupaten Bantul serta dari unsur P3A yaitu Ketua GP3A dari Daerah Irigasi di Kabupaten Bantul. Sebagai Pembicara adalahAndri Sulistyo, STP dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (PUPESDM) Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dr. Murtiningrum dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. Materi presentasi Dr. Murtiningrum dapat diunduh di sini.
Perilaku masyarakat yang masih membuang sampah secara sembarangan memunculkan pencemaran di lingkungan pedesaan, termasuk di lahan sawah dan irigasi. Berdasarkan jenisnya, sampah plastik menjadi yang paling banyak ditemukan mencemari irigasi.
“Sampah plastik merupakan sampah yang paling tinggi ditemukan mencemari irigasi, mencapai lebih dari 52%,” tutur Dede Sulaeman saat mengikuti ujian terbuka program Doktor Ilmu Lingkungan, Kamis (16/5) di Auditorium Sekolah Pascasarjana UGM.
Pencemaran sampah pada irigasi, ujarnya, terjadi di berbagai daerah di Indonesia dan telah berlangsung cukup lama serta menyebabkan berbagai gangguan lingkungan. Meski demikian, menurutnya, belum ada penyelesaian yang berarti untuk persoalan tersebut.
Latar Belakang
Dalam pengelolaan irigasi, terdapat dua institusi yang berperan yaitu pemerintah dan petani. Pemerintah sesuai dengan kewenangannya mengelola jaringan utama sedangkan petani melalui Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) mengelola jaringan tersier.
Komentar Terbaru