Universitas Gadjah Mada Manajemen Irigasi
Teknik Pertanian & Biosistem
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang Kami
  • Prestasi
  • Publikasi
  • Komunitas (CoP)
  • Kontak Kami
  • Beranda
  • 2019
Arsip:

2019

Kalene Resik Panene Apik – Sarasehan Gerakan Irigasi Bersih Daerah Isimewa Yogyakarta

GIB Friday, 20 December 2019

Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan sarasehan Gerakan Irigasi Bersih (GIB). Acara ini menghadirkan petani yang berada di daerah irigasi kewenangan DIY dan dan daera irigasi yang dikelola DIY dengan tugas pembantuan. Tema yang diangkat pada sarasehan GIB ini adalah Kalene Resik Panene Apik yang mengandung arti bahwa kualitas air irigasi akan berpengaruh pada produktivitas pertanian. Ir. Hananto Hadi Purnomo, M.Sc., Kepala Dinas PUP ESDM dalam sambutan pembukaan mengatakan bahwa sarasehan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pada kondisi infrastruktur irigasi. Bertindak sebagai narasumber pada sarasehan ini adalah Dr. Murtiningrum dosen Departemen Teknik Pertanian FTP UGM, Tito A. Wicaksono, ST, M.Eng, Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase Dinas PUP ESDM, dan Bapak Jumali, pegiat Bank Sampah.

Narasumber sarasehan

Isi Paparan

Pertanian merupakan aktivitas yang sangat dekat dengan alam. Produktivitas pertanian sangat tergantung pada kondisi alamiah yaitu iklim, tanah, topografi serta dari lingkungan strategis di luar sistem produksi pertanian. Aspek dari lingkungan strategis yang berpengaruh pada sistem pertanian antara lain perubahan iklim, alih fungsi lahan, perubahan kebijakan, serta sampah.

Sampah yang ada di saluran irigasi sudah sampai pada tahap mengganggu operasi dan pemeliharaan. Penyebab adanya sampah di saluran antara lain:

  1. Budaya hidup bersih rendah
  2. Pengetahuan manajemen sampah rendah
  3. Manajemen sampah kurang berfungsi
  4. Keterbatasan tenaga dan biaya O&P

Petani Yogyakarta merespon dengan mengadakan Gerakan Irigasi Bersih (GIB). GIB adalah Gerakan yang dilakukan oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air secara bersama-sama sebagai bentuk partisipasi dalam pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder di wilayah kerjanya. Tujuan GIB adalah

Tujuan umum

  • untuk edukasi dan pemberdayaan masyarakat untuk dapat menjaga lingkungan hidupnya dengan mengenalkan budaya hidup bersih.

Tujuan khusus

  • edukasi dan pemberdayaan masyarakat untuk mempunyai budaya hidup bersih dan melakukan manajemen sampah secara berkelanjutan.
  • pengolahan sampah sehingga dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
  • partisipasi masyarakat dan pemerintah pusat/provinsi/kabupaten dalam melakukan gerakan irigasi bersih sebagai bagian dari tindakan O&P irigasi
  • pembersihan jaringan irigasi sebagai gerakan partisipatif masyarakat dan berkelanjutan.
Metode GIB

Metode yang digunakan dalam GIB antara lain

  1. Edukasi dan pemberdayaan : mendidik masyarakat pentingnya kebersihan jaringan irigasi serta pengelolaan sampah
  2. Pengembangan manajemen sampah : terus menerus mensosialisasikan pentingnya manajemen sampah sejak dari sumber atau dari rumah tangga
  3. Penjagaan dan pembersihan jaringan irigasi : Bersama-sama membersihkan jaringan irigasi dari sampah
  4. Penyebarluasan gagasan : terus menerus menyebarkan gagasan tentang GIB sehingga semakin banyak orang memahami pentingnya jaringan irigasi

Tindak lanjut GIB:

  1. Peningkatan kreativitas dan pemunculan gagasan baru
  2. Keterkaitan dengan sistem sungai
  3. Aktivitas pertanian yang menguntungkan
  4. Penguatan institusi

Ucapan Terimakasih

Terimakasih disampaikan pada Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral, Daerah Istimewa Yogyakarta

Evaluasi Standar Teknis Embung Pertanian

Pemerintah Tuesday, 17 December 2019

Kementrian Pertanian, khususnya Direktorat Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP), selalu berusaha agar lahan pertanian memperoleh cukup air sehingga produksi pertanian dapat tercapai sesuai harapan. Ancaman perubahan iklim menjadikan ketersediaan air bagi pertanian tidak mudah diprediksi. Untuk mengantisipadi dampak perubahan iklim, Ditjen PSP mendorong upaya pemanenan air hujan agar dapat dipergunakan pada musim kemarau. Salah satu upaya yang ditempuh adalah memberikan bantuan pada kelompok tani untuk membuat embung pertanian. Dalam hal ini embung pertanian didefinisikan sebagai bangunan yang berfungsi untuk penampung air (embung dan long storage) atau meninggikan muka air (dam parit) yang sumber airnya berasal dari mata air, curah hujan/run off, sungai dan sumber air lainnya untuk suplesi air irigasi. Sebagai acuan bagi pelaksanaan pembangunan embung dibuat suatu pedoman yang bisa diunduh pada link ini.

Sebagai evaluasi dari pelaksanaan pengembangan embung pertanian, pada hari Jumat 13 Desember 2019 di Yogyakarta dilaksanakan pertemuan menyangkut iklim, konservasi dan lingkungan hidup. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Ir. Rahmanto, Direktor Irigasi Pertanian serta bertindak sebagai nara sumber adalah Prof. Dr. Sigit Supadmo Arif dan Dr. Murtiningrum.

Suasana pertemuan

Pokok-pokok pikiran yang disampaikan pada pertemuan tersebut adlah

  1. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah sistem pertanian termasuk pemberian air pada tanaman.
  2. Sistem irigasi mempunyai lima pilar yaitu ketersediaan air, infrastruktur, pengelolaan, sumberdaya manusia dan institusi. Kelima pilar tersebut harus dikembangkan secara seimbang. Pengembangan infrastruktur tanpa menyentuh pilar yang lain akan mempunyai resiko ketidakberlanjutan.
  3. Penentuan ukuran embung sebaiknya mempertimbangkan kondisi iklim, tanah, topografi, dan kebutuhan pengguna air
  4. Tahapan penentuan dimensi embung: identifikasi faktor iklim, tanah dan topografi, identifikasi penggunaan air, perhitungan kebutuhan air dari waktu ke waktu, penyusunan neraca air, optimasi simpanan, dan desain. Sebaiknya tahapan tersebut dilaksanakan pada saat Survey Investigasi dan Desain (SID) sebelum tapah konstruksi embung.
Tahapan pengembangan embung pertanian

 

Menara Ilmu Irigasi Memperoleh Penghargaan dari Rektor Universitas Gadjah Mada

Features Monday, 11 November 2019

[5 November 2019] Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) memberikan penghargaan kepada insan UGM yang menjadi inovator pembelajaran. Tahun 2019, penghargaan diberikan bersamaan dengan sarasehan innovator pembelajaran serta peluncuran UGN Channel yaitu TV UGM berbasis internet. Penghargaan inovator pembelajaran yang diberikan terdiri dari kategori video dokumenter, pembelajaran daring berbasis e-Lok, Menara ilmu, dan kanal pengetahuan fakultas. Pada pemberian penghargaan tersebut, Menara Ilmu Manajemen Irigasi menerima meraih sebagai peringkat ke-2 Inovator Pembelajaran kategori Menara Ilmu. (more…)

Pengelolaan Irigasi dan Pengukuran Debit – Workshop untuk Petugas Operasi Bendung Kabupaten Bantul

PelatihanPemerintah Friday, 25 October 2019

Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) Kabupaten Bantul menyelenggarakan workshop sehari untuk meningkatkan kapasitas Petugas Operasi Bendung (POB) pada Daerah Irigasi kewenangan Kabupaten Bantul. Workshop dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Oktober 2019. Materi workshop adalah Operasi dan Pemeliharaan Irigasi yang disampaikan oleh Dr. Murtiningrum dan Pengukuran debit saluran terbuka yang disampaikan Ansita Gupitakingkin Pradipta, M.Eng. Materi paparan dapat diunduh pada link berikut.

  • Operasi dan Pemeliharaan
  • Pengukuran Debit

Metode pembelajaran yang digunakan menggunakan pendekatan pembelajaran untuk orang dewasa dengan kombinasi metode collaborative learning, ceramah, dan praktikum. Workshop dilaksanakan di Ruang Rapat DPUPKP sedangkan praktek pengukuran debit dilaksanakan di Daerah Irigasi Ewon. Peserta dibagi 3 kelompok dan melaksanakan praktek pengukuran debit dengan metode velocity area. Alat yang digunakan untuk pengukuran kecepatan adalah currentmeter dan pelampung sederhana.

Praktikum pengukuran debit dengan current meter
Pembukaan workshop oleh Kepala Dinas PUKPK

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bida Sumber Daya Air DPUPKP Kabupaten Bantul sebagai penyelenggara workshop.

Gerakan Irigasi Bersih – Materi Paparan pada Sidang Komisi Irigasi Kabupaten Sleman

GIBInstitusi Thursday, 19 September 2019

[Rabu, 18 September 2019] Komisi Irigasi Kabupaten Sleman menyelenggarakan Sidang keempat tahun 2019 untuk membahas topik terkini pengelolaan irigasi di Kabupaten Sleman. Sidang dilaksanakan di Daerah Irigasi Sambisari, Sambisari, Purwomartani, Kalasan Sleman. Hadir dalam sidang komisi irigasi ini unsur pemerintah dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman dan Dinas Pertanian serta dari unsur P3A yaitu Ketua GP3A dari Daerah Irigasi di Kabupaten Bantul. Sidang dipimpin oleh Ir. Warjoyo dari Dinas PUPKP Kabupaten Sleman sebagai sekretariat Komisi Irigasi. Sebagai narasumber adalah Dr. Murtiningrum dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Arik Sugiyarto dari Bidang Sumber Daya Air Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Nur Fatah dari UPT Balai Penyuluh Pertanian, Pangan dan Perikanan BP4 Dinas Pertanian Kabupaten Sleman.

Paparan Dr. Murtiningrum membahas tentang Gerakan Irigasi Bersih khususnya tentang tujuan, metode, dan tindak lanjutnya. Selengkapnya materi paparan dapat diunduh di sini. Diskusi yang berkembang dalam diskusi sidang komisi irigasi ini antara lain:

  1. Pengaruh budaya pada keberlanjutan irigasi khususnya budaya hidup bersih dan diskusi
  2. Tindakan yang dapat dilakukan P3A untuk mengatasi pembuang sampah
  3. Pada musim kemarau panjang banyak terjadi kekurangan air yang menyebabkan konflik.

 

Murtiningrum

Poster – Applying Knowledge Management for Irrigation Performance Improvement

GIBPenelitian Thursday, 19 September 2019

Setalah pembangunan irigasi Indonesia difokuskan pada perkembangan infrastruktur, maka manajemen irigasi menjadi fokus selanjutnya. Tantangan pengelolaan irigasi terutama terkait dengan sumber daya manusia dan manajemen pengetahuan mereka. Masalah terjadi dalam sumber daya manusia dan manajemen pengetahuan dapat mengancam keberlanjutan sistem irigasi. Beberapa upaya untuk mengembangkan sistem pengetahuan pada sistem manajemen irigasi sudah mulai dikembangkan di Indonesia. Tujuan poster ini adalah untuk menganalisis pengembangan sistem manajemen pengetahuan dalam tiga kasus berbeda pada pengelolaan irigasi.

(more…)

Model Permberdayaan P3A – Materi Paparan pada FGD Konsep Model Pemberdayaan P3A

Institusi Saturday, 31 August 2019

[Jumat, 30 Agustus 2019] Kementrian Pertanian melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) tentang Konsep Model Pemberdayaan P3A berbasis Sistem Informasi Kelembagaan Petani Pemakai Air. FGD bertempat di Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul sebagai lokasi pilot proyek penerapan sistem informasi kelembagaan P3A. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta Ir. Sasongko. Pada sambutan pengarahannya Direktur Irigasi Pertanian, Ir. Rahmanto, M.Sc., menyampaikan pentingnya institusi petani pemakai air. FGD ini diikuti oleh Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pertanian Kabupaten Bantul, Sleman, Gunung Kidul, dan Kulon Progo, perwakilan GP3A di Kabupaten Bantul, serta penyuluh pertanian.

Sebagai salah satu narasumber pada acara FGD ini, Dr. Murtiningrum menyampaikan tentang model pemberdayaan P3A. Pemaparan meliputi profil P3A, lima pilar irigasi dengan manusia sebagai pusat, pemberdayaan P3A berdasarkan manajemen pengetahuan, serta metode evaluasi kinerja P3A termasuk indikator penilaian. Selengkapnya materi paparan dapat diunduh di sini.

Dr. Murtiningrum menyampaikan paparan

Kontributor: Murtiningrum
Foto: Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul

Operasi Irigasi Menghadapi Musim Kemarau – Materi Paparan pada Sidang Komisi Irigasi Kabupaten Bantul

Institusi Friday, 26 July 2019

[Rabu, 24 Juli 2019] Komisi irigasi Kabupaten Bantul melaksanakan Sidang untuk membahas antisipasi musim kemarau bertempat di uang Rapat Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPKP) Bantul. Acara dipimpin oleh Kristanto K., ST., MT Kepala Seksi Pengelolaan Jringan Irigasi Dinas PUPKP.
Hadir dalam sidang komisi irigasi ini unsur pemerintah dari Dinas PUPKP, Dinas Pertanian, dan Bappeda Kabupaten Bantul serta dari unsur P3A yaitu Ketua GP3A dari Daerah Irigasi di Kabupaten Bantul. Sebagai Pembicara adalahAndri Sulistyo, STP dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (PUPESDM) Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dr. Murtiningrum dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. Materi presentasi Dr. Murtiningrum dapat diunduh di sini.

Sidang Komisi Irigasi Kabupaten Bantul

Diskusi yang berkembang dalam sidang komisi irigasi meliputi:
1. diperlukan prediksi musim kemarau yang lebih akurat karena pranoto mongso sebagai kearifan lokal sudah kurang sesuai sebagai dasar prediksi di era perubahan iklim.
2. Singgungan daerah irigasi kewenangan pemerintah provinsi dan kabupaten
3. Rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi diperlukan untuk mengurangi kehilangan air.

Kontributor : Murtiningrum
Foto : Dinas PUPKP Bantul

Sampah Plastik Paling Banyak Mencemari Irigasi

AkademisiGIBPenelitian Thursday, 23 May 2019

Perilaku masyarakat yang masih membuang sampah secara sembarangan memunculkan pencemaran di lingkungan pedesaan, termasuk di lahan sawah dan irigasi. Berdasarkan jenisnya, sampah plastik menjadi yang paling banyak ditemukan mencemari irigasi.

“Sampah plastik merupakan sampah yang paling tinggi ditemukan mencemari irigasi, mencapai lebih dari 52%,” tutur Dede Sulaeman saat mengikuti ujian terbuka program Doktor Ilmu Lingkungan, Kamis (16/5) di Auditorium Sekolah Pascasarjana UGM.

Pencemaran sampah pada irigasi, ujarnya, terjadi di berbagai daerah di Indonesia dan telah berlangsung cukup lama serta menyebabkan berbagai gangguan lingkungan. Meski demikian, menurutnya, belum ada penyelesaian yang berarti untuk persoalan tersebut.

Dalam penelitiannya, ia mengkaji partisipasi petani pada pengelolaan irigasi bersih untuk keberlanjutan lingkungan di Kabupaten Bantul. Ia menemukan bahwa pencemaran sampah di saluran irigasi telah terjadi pada saluran primer, sekunder, dan tersier, serta masuk ke lahan sawah.

Ia menerangkan, karakteristik sampah di saluran irigasi dan lahan sebagian besar adalah sampah anorganik.

“Terdapat juga jenis sampah yang membahayakan kesehatan manusia karena mengandung bahan beracun, tajam, atau sumber bibit penyakit seperti popok, kotoran hewan, bangkai hewan, serbet sanitari, lampu tabung, logam, dan kaca,” jelasnya.

Dr. Dede Sulaeman bersama dewan penguji setelah ujian terbuka

Selain dampak kesehatan, dampak lingkungan lainnya yang ditimbulkan oleh pencemaran ini meliputi penurunan kualitas air, meningkatnya perkembangbiakan penyakit, pendangkalan saluran, penyumbatan saluran irigasi, gangguan pertumbuhan tanaman, serta merusak kualitas tanah.

Selain itu, Dede menambahkan bahwa sampah yang mencemari irigasi juga menimbulkan gangguan lingkungan sosial petani berupa munculnya konflik antara petani dengan warga.

“Hal ini pernah dialami lebih dari 80% petani,” imbuhnya.

Dalam penelitian yang ia lakukan, Dede menawarkan teori partisipasi berbasis aksi dan pengetahuan berdasarkan fakta bahwa petani memiliki kemampuan untuk bertindak berdasarkan pengetahuan yang telah dimilikinya sejak lama mengenai pemeliharaan irigasi atau pada kasus spesifik adalah pembersihan irigasi.

Konsep ini dilandasi tiga teori, yaitu generative transformational evolutionary process, triple-loop learning, dan learning from the experiences and learning from the future. Berdasarkan teori partisipasi berbasis aksi dan pengetahuan, tindakan petani tidak sekadar aktivitas fisik, namun bermakna dan bernilai ajakan pada masyarakat dan pemerintah untuk juga melakukan aksi yang bermanfaat bagi lingkungan.

“Partisipasi petani meluas dari sekadar mencari keuntungan pribadi atau mengamankan usaha kepada menghargai air sebagai bagian dari sumber daya alam yang digunakan bersama untuk tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang memadai,” kata Dede.

Berdasarkan teori ini, petani dan organisasi petani pemakai air memiliki peran yang seimbang dan saling memperkuat. Petani sebagai individu memiliki peran dalam pengelolaan lingkungan irigasi dalam lingkup kecil, namun petani sebagai bagian dari organisasi pemakai air berkontribusi bagi pencapaian tujuan bersama dalam organisasi.

 

Sumber: Web UGM
Foto: Rohmad Basuki

Pengelompokan Perkumpulan Petani Pemakai Air dengan Metode Fuzzy Clustering di Wilayah Pengasih Timur Sistem Irigasi Kalibawang

PemerintahPenelitianPetani Sunday, 21 April 2019

Latar Belakang
Dalam pengelolaan irigasi, terdapat dua institusi yang berperan yaitu pemerintah dan petani. Pemerintah sesuai dengan kewenangannya mengelola jaringan utama sedangkan petani melalui Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) mengelola jaringan tersier. (more…)

12

Komentar Terbaru

  • Ali bosur on Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Universitas Gadjah Mada

Menara Ilmu Manajemen Irigasi

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN & BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Jln. Flora 1. Bulaksumur 55281 Yogyakarta Indonesia
  irigasi.tp@ugm.ac.id
  +62-274-563-542
  +62-274-563-542

© Universitas Gadjah Mada 2017

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY