Pengetahuan dalam bidang irigasi khususnya dalam operasi dan pemeliharaan sudah diatur secara rigid dalam Peraturan Menteri PUPR No. 12/PRT/M/2015 dan digunakan sebagai acuan dalam operasi dan pemeliharaan irigasi. Dalam penerapannya, pengetahuan dalam implementasi di lapangan melibatkan pengetahuan yang tertulis (eksplisit) dan juga pengetahuan yang tidak tertulis (tacit). Pengetahuan tacit dan eksplisit melekat pada individu pelaku manajemen OP irigasi. Pengetahuan eksplisit, dalam wujud tertulis, lebih mudah untuk dibagi kepada individu lain, dibandingkan dengan pengetahuan tacit yang berupa ingatan tidak tertulis. Upaya untuk mengelola pengetahuan manajemen OP irigasi agar dapat berkelanjutan untuk masa depan perlu mempertimbangkan baik tacit maupun eksplisit.
Pemerintah
Materi Pelatihan Petugas Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Juru di Wilayah BBWS Serayu Opak yang diselenggarakan di Hotel LPP Garden 25-27 Oktober 2017
Materi disusun oleh: Prof. Dr. Sigit Supadmo Arif dan Dr. Murtiningrum
Materi boleh dibagikan dengan menyebutkan sumbernya
Penyusunan rencana tata tanam dilakukan menjelang awal tahun tanam untuk menentukan jenis tanaman dan waktu tanam di suatu Daerah Irigasi. Tata tanam disusun oleh instansi teknis yang berwenang dengan prinsip partisipatif, artinya melibatkan peran serta petani untuk mengusulkan tanaman yang akan ditanam pada tahun tanam berikut. Keterlibatan petani disalurkan melalui P3A. Video berikut mendiskripsikan proses penyusunan rencana tata tanam.
Prinsip penyusunan rencana tata tanam adalah keseimbangan antara ketersediaan air dengan kebutuhan air irigasi. Ketersediaan air diperkirakan dengan menghitung debit andalan dari data debit tahun-tahun sebelumnya. Kebutuhan air dihitung dari kebutuhan air untuk pola tanam yang diusulkan petani. Penyusunan pola tanam ini penting karena akan mempengaruhi pembagian air satu tahun ke depan.
Jaringan irigasi merupakan infrastruktur yang diharapkan mampu memberikan pelayanan pada pertanian dalam waktu panjang. Jaringan irigasi dibangun dengan dana mahal sehingga seringkali orang berfikir bahwa setelah pembangunan selesai maka kewajiban terhadap jaringan irigasi sudah selesai dan pengguna tinggal menunggu pelayanan. Kenyataannya jaringan irigasi memerlukan kegiatan pengelolaan yang disebut dengan operasi dan pemeliharaan (O&P).
Mengapa jaringan irigasi memerlukan O&P? Kondisi jaringan irigasi akan makin menurun seiring dengan waktu dan penggunaan. Operasi, yang diartikan sebagai upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, menjaga agar pelayanan air dapat berjalan sesuai harapan. Pemeliharaan adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya. Dengan pemeliharaan, kondisi jaringan irigasi dikembalikan agar optimal sebelum terjadi kerusakan.
Komentar Terbaru